Senin, 27 Februari 2012

Reaksi Redoks Spontan

Laporan pratikum
1.        Tanggal : 25 januari 2012
2.      Judul   :  Mengamati Reaksi Redoks Spontan
3.      Tujuan :  Untuk Mengetahui Reaksi Redoks Spontan
4.      Teori Dasar :
Ø Deret volta
Merupakan urutan unsur-unsur yang di susun berdasarkan data potensial reduksi.  Berikut ini unsur yang dapat di hapal berdasarkan urutan potensial reuksinya.
LI K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Fe Ni Sn Pb(H)
Cu Hg Ag Pt Au
Ø Esel
Esel = E+ - E-
E+ = potensial sel yang lebih positif
E- = potensial sel yang lebih negatif
5.      Alat dan Bahan :
Ø Gunting
Ø 2gelas kimia
Ø Lempeng logam tembaga
Ø Lempeng logam zink
Ø Serbet
Ø Larutan CuSO4
Ø Larutan ZnSO4
Ø HCl
6.      Cara Kerja :
Ø Siapkan 2 gelas kimia ukuran 500ml.
Ø Masukan kurang lebih 50ml larutan CuSO4 0,1M ke dalam gelas kimia 1
Ø Kemudian masukan sepotong lempengan zink. Ukur suhu awal dan suhu selama reaksi berlangsung
Ø Masukan kurang lebih 50ml masukan ZnSO4 0,1M ke dalam gelas kimia 2
Ø Kemudian masukan sepotong lempengan logam tembaga.
Ø Perhatikan dan catat perubaha yang terjadi
7.       Analisa Data :
Ø  Cu di reaksikan dengan seng sulfat
Ø  Zn di reaksikan dengan tembaga sulfat
Ø Tembaga di reaksikan dengan asam klorida
Ø Zn di reaksikan dengan asam klorida
                                I.            Cu + ZnSO4  CuSO4 + Zn
CuCu2+ + 2e                        E0 = - 0,34
Zn2+ +2e  Zn                          E0 = - 0,763
                                                   E0 = -1,103 tidak sepontan
                              II.            Zn + CuSO4  ZnSO4 + Cu
Zn    Zn2+ +2e                        E0 = + 0,763
Cu2+ + 2e  Cu                        E0 = + 0.34
                                           E0 = + 1,103 reaksi sepontan
                            III.            Zn + 2HCl  ZnCl2 + H2
Zn    Zn2+ +2e                        E0 = + 0,763
2H+ + 2e  H2                          E0 = 0
                                           E0 = +0,763 reaksi sepontan
                            IV.            Cu + 2HCl  CuCl2 + H2
CuCu2+ + 2e                         E0 = - 0,34
2H+ + 2e  H2                           E0 = 0
                                            E0 =  -0,34 reaksi tidak sepontan
8.       Data pengamatan :
Nama Lempengan
CuSO4
ZnSO4
HCl
Tembaga (Cu)
-
Tidak beruah warna
Tidak berubah warna
Seng (Zn)
Berubah warna menjadi hitam
-
Bergelembung dan berubah warna menjadi hitam





9.    
  Kesimpulan :
Ø Reaksi manakah yang berlangsung sepontan? Jelaskan?
Reaksi Zn, karna Zn lempengan seng bereaksi dan E0 menghasilkan positif
Ø Apakah reaksi yang sepontan (dari pertanyaan 1) tesebut bersifat eksoterem/ endoterem?
Seng bersifat endoterem karna seng ersifat oksidasi.

Minggu, 26 Februari 2012

PENURUNUNAN TITIK BEKU

 Tanggal : 15 Agustus 2011

Tujuan : Mengamati titik beku zat pelarut (air) dan pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan, serta    menentukan nilai penurunan titik beku larutan.

Teori Dasar : Titik beku adalah suhu pada nilai tekanan tertentu , saat terjadi perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Penurunan titik beku larutan adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan.

Alat : 1. Tabung reaksi besar         
         2. Gelas kimia
         3. Termometer
         4. Sendok

Bahan : 1.Pupuk area
            2.Es batu yang dihancurkan sehingga halus
            3.Garam kotor
            4.Air bebas mineral atau Aqua dm
            5.NaCl

Langkah Kerja :
1. Buat pendingin dengan cara memasukan es batu 3/4 gelas kimia dan ditambahkan 8 sendok garam kotor
2. Lalu siapkan 5 tabung reaksi masing-masing  diisi :
    a. NaCl 1 molal  2 ml
    b. NaCl 2 molal 2 ml
    c. Urea 1 molal 2 ml
    d. Urea 2 molal 2 ml
    e. Aquades 2 ml
3.Memasukan 5 tabung tersebut kedalam pendingin


Data Pengamatan :
   Larutan           Titik Beku          Penurunan Titik Beku
  Aquades              11                          0 derajat
  Urea 1 m             -9                          20 derajat
  Urea 2 m             -11                        22 derajat
  NaCl 1 m            -5                          16 derajat
  NaCl 2 m            -5                          16 derajat










  •  KESIMPULAN
Dalam percobaan tersebut, dapat kita ambil beberapa kesimpulan yaitu
1.      Titik Beku Urea 1 molal lebih tinggi dibanding Titik Beku Urea 2 molal, sedangkan Titik Beku Nacl 1 molal mempunyai perbandingan Titik Beku yg sama dengan Nacl 2 molal.
2.      Titik Beku larutan Elektrolit lebih tinggi dibandingkan dengan Titik Beku larutan Non Elektrolit.

Penurunan Titik Beku

 Tanggal : 15 Agustus 2011

Tujuan : Mengamati titik beku zat pelarut (air) dan pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan, serta    menentukan nilai penurunan titik beku larutan.

Teori Dasar : Titik beku adalah suhu pada nilai tekanan tertentu , saat terjadi perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Penurunan titik beku larutan adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan.

Alat : 1. Tabung reaksi besar         
         2. Gelas kimia
         3. Termometer
         4. Sendok

Bahan : 1.Pupuk area
            2.Es batu yang dihancurkan sehingga halus
            3.Garam kotor
            4.Air bebas mineral atau Aqua dm
            5.NaCl

Langkah Kerja :
1. Buat pendingin dengan cara memasukan es batu 3/4 gelas kimia dan ditambahkan 8 sendok garam kotor
2. Lalu siapkan 5 tabung reaksi masing-masing  diisi :
    a. NaCl 1 molal  2 ml
    b. NaCl 2 molal 2 ml
    c. Urea 1 molal 2 ml
    d. Urea 2 molal 2 ml
    e. Aquades 2 ml
3.Memasukan 5 tabung tersebut kedalam pendingin


Data Pengamatan :
   Larutan           Titik Beku          Penurunan Titik Beku
  Aquades              11                          0 derajat
  Urea 1 m             -9                          20 derajat
  Urea 2 m             -11                        22 derajat
  NaCl 1 m            -5                          16 derajat
  NaCl 2 m            -5                          16 derajat

  •  KESIMPULAN
Dalam percobaan tersebut, dapat kita ambil beberapa kesimpulan yaitu
1.      Titik Beku Urea 1 molal lebih tinggi dibanding Titik Beku Urea 2 molal, sedangkan Titik Beku Nacl 1 molal mempunyai perbandingan Titik Beku yg sama dengan Nacl 2 molal.
2.      Titik Beku larutan Elektrolit lebih tinggi dibandingkan dengan Titik Beku larutan Non Elektrolit.

Membuat larutan CuSO4

Tujuan   :
Membuat larutan CuSO4  0.002M sebanyak 100 ml dari CuSO4  0.1M

Teori Dasar  :
M1 . V1 = M2.V2

Alat dan Bahan  :
Alat  :
1. Corong
2. Labu Ukur
3. Pipet
4. Spatula
5. Gelas Ukur
Bahan    :
CuSO4
aquadest

Langkah Kerja  :
1. Hitung molaritas larutan pekat
2. Hitung volume larutan pekat yang dibutuhkan dengan rumus
3. Mengukur volume larutan pekat yang di butuhkan
4. Membuat larutan dengan cara memasukkan air ke dalam gelas kimia. Kira –kira  ⅓ volume
5. Masukkan larutan no 4yang sesuai dengan labu ukur
6. Pembilasan alat-alat minimal 3x
7. Menambahkan air dalam labu ukur dengan menggunakan botol semprot sampai kira-kira 2cm di bawah batas, di bawah tanda batas pada labu ukur
8. Masukkan air ke dalam labu ukur yang di bantu pipet sampai tepat tanda.
Data Pengamatan  :
- Warna CuSO4 adalah biru
Larutan CuSO4  0.002 M, sebanyak 100ml dan CuSO4 0.1M.

Analisa Data   :
M1.V1          =  M2.V2
0.002 . 100   =  0.1 . V2
V2                =  0.2 : 0.1
                     =  2ml

Kesimpulan  :
sebelum di encerkan CuSO4 berwarna biru, setelah di encerkan menjadi tidak berwarna.

UJI NYALA KATION LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH

Tanggal : 1 Febuari 2012
Tujuan  : Mengamati dan mengidentifikasi warna nyala kation logam alkali dan alkali tanah.


Teori Dasar :

UNSUR
WARNA NYALA
UNSUR
WARNA NYALA
LITIUM
MERAH
BERLIUM
PUTIH
NATRIUM
KUNING
MAGNESIUM
PUTIH
KALIUM
UNGU
KALSIUM
JINGGA – MERAH
RUBIDIUM
MERAH
STRONTIUM
MERAH
SESIUM
BIRU
BARIUM
HIJAU

Salah satu ciri khas dari suatu unsure ialah spectrum emisi nya. Spectrum amisi teramati sebagai pancaran cahaya dengan warna tertentu, tapi sesungguhnya spectrum itu tersendiri atas beberapa garis warna yang khas bagi setiap unsure.

Alat dan Bahan :
Alat  :
1. Kawat platina
2. Pembakar Bunsen
3. Kaca Arloji
4. Kaca Kobalt

Bahan
  :
1. HCl pekat
2. Licl
3. Nacl
4. Kcl
5. Cacl2
6. Bacl2
7. Mgcl2
Langkah kerja :
1. Taruh sedikit zat (3-4mg) kedalam kaca arloji.
2. Tetesi dengan Hcl pekat, kemudian larutkan
3. Celupkan kawat platina kedalam larutan tersebut kemudian bakar pada pembakar Bunsen
4. Amati warna nyala api
5. Untuk kalium, warna nyala dapat di lihat secara lebih jelas menggunakan kaca Kobalt.

Data Pengamatan :

UNSUR
DI BAKAR DENGAN API
Licl
HIJAU
Bacl2
HIJAU
Srcl2
MERAH
Nacl2
KUNING
Cacl2
JINGGA
Kcl
UNGU

 


 
 
Analisa Data  :
1. Bagaimana terbentuknya warna nyala tersebut ? jelaskan!
2. Dari warna nyala nya yang bervariasi, apa kegunaan warna senyawa tersebut !

Kesimpulan  :
Warna nyala yang di hasilkan sesuai dengan warna yang terdapat di teori dasar kecuali pada unsure Litium. Litium seharusnya berwarna merah, tetapi pada percobaan justru malah menghasilkan warna hijau.